Sabtu, 20 Agustus 2011

TOKOH BETAWI

Repost : Abam Is 
KH KH Noer Alie. Untuk wilayah Bekasi dan sekitarnya KH Noer Alie sangat gigih melakukan perlawanan terhadap pasukan Belanda sehingga beliau dikenal dengan julukan "Singa Karawang - Bekasi ". Kisah kepahlawanan KH Noer Alie telah menginspirasi seorang pujangga besar Indonesia yaitu Khairil Anwar untuk menulis karya puisi " Karawang - Bekasi " yang sangat terkenal itu

Dari sekian banyak pertempuran yang telah dilakukan, terdapat dua kisah pertempuran yang memperlihatkan semangat perjuangan dengan keberanian dan kecerdikan yang telah dilakukan oleh KH Noer Alie dan perperangan itu berperan besar dalam kelanjutan kisah perjuangan rakyat Bekasi yaitu :

1. Pertempuran Sasak Kapuk
Pada tanggal 29 November 1945 meletus pertempuran sengit pasukan KH Noer Alie dengan Sekutu – Inggris di Pondok Ungu seiring gema takbir dalam kalimat Hizbun Nash berkumandang bersamaan dengan langkah pasukan rakyat KH Noer Alie mendesak pasukan Sekutu karena serangan mendadak pasukan rakyat.Melihat pasukan sekutu sudah mulai terdesak, mulai timbul rasa takabur pada pasukannya sehingga ketika pasukan sekutu mulai berbalik setelah sekitar satu jam terdesak, pasukan rakyat berbalik terdesak sampai jembatan Sasak Kapuk. Pondok Ungu. Bekasi. Melihat kondisi pasukanya yang sudah kocar - kacir, KH Noer Alie memerintahkan pasukannya untuk mundur, tapi sebagian pasukannya masih tetap bertahan sehingga sekitar tiga puluh orang pasukan Laskar Rakyat gugur dalam pertempuran tersebut.

2. Peristiwa Rawa Gede
Untuk menunjukkan bahwa pertahanan Indonesia masih eksis, dibeberapa tempat MPHS melakukan perang urat syaraf. KH Noer Alie memerintahkan pasukannya bersama masyarakat di Tanjung Karekok, Rawa Gede dan Karawang untuk membuat bendera merah – putih ukuran kecil terbuat dari kertas. Ribuan bendera tersebut lalu ditancapkan di setiap pohon dan rumah penduduk dengan tujuan membangkitkan moral rakyat bahwa ditengah – tengah kekuasaan Belanda masih ada pasukan Indonesia yang terus melakukan perlawanan. Aksi herois tersebut membuat Belanda terperangah dan mengira pemasangan bendera merah-putih tersebut dilakukan oleh TNI, Belanda langsung mencari Mayor Lukas Kustaryo, karena tidak ditemukan Belanda marah dan membantai sekitar empat ratus orang warga sekitar Rawa Gede. Pembantaian yang terkenal dalam laporan De Exceseen Nota Belanda itu disatu sisi mengakibatkan terbunuhnya rakyat, namun disisi lain para para petinggi Belanda dan Indonesia tersadar bahwa disekitar Karawang, Cikampek, Bekasi dan Jakarta masih ada kekuatan Indonesia. Sedangkan citra Belanda kiat terpuruk, karena telah melakukan pembunuhan keji terhadap penduduk yang tidak bedosa.

Dari catatan lain ditemukan bahwa pada tahun 1984 KH Noer Alie kedatangan tamu pakar sejarah dari Belanda yang ditemani oleh seorang penterjemah dari wartawan koran Pelita. Dari pembicaraan Pakar sejarah dari Belanda tersebut terkuak bahwa KH Noer Alie, oleh penjajah Belanda lebih dikenal sebagai Kolenel Noer Alie. “ Ternyata seorang Kolonel Noer Alie bukan tentara yang gagah perkasa. Penampilan anda begitu bersahaja. Bahkan sangat sederhana. Malah pakai kain dan kopiah putih. Saya takjub dengan jati diri Anda “

KH Noer Alie dilingkungan keseharianya dikenal sebagai seorang Kiyai yang sangat peduli dengan pendidikan, cerdas, berani dan sangat dihormati oleh lingkungan sekitarnya. Berdasarkan cerita masayarakat disekitar Desa Ujungharapan Bahaga, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Apabila KH Noer Alie berjalan yang dikenal dengan sebutan “ Engkong Kiyai “ berjalan tidak ada seorangpun baik pejalan kaki ataupun yang memakai kendaraan yang berani mendahului, mereka lebih cendrung untuk memilih jalan lain atau melompati got sebagai jalan pintas apabila terpaksa harus mendahului Engkong Kiyai. Melihat begitu tingginya kharisma yang terpancar dari seorang KH Noer Alie, mulai dari warga atau penduduk sekitar pesantren sampai kepada aparat pemerintahan.

Pada zamannya, tidak ada akses jalan yang rusak disekitar desa karena apabila terjadi kerusakan jalan dan diketahui oleh KH Noer Alie, aparat pemerintah akan langsung buru – buru memperbaiki mengingat besarnya jasa beliau terhadap pembangunan terutama di wilayah Bekasi. Salah satu karya fenomenal yang berhasil diujudkan oleh KH Noer Alie dan sangat perlu menjadi contoh bagi umat saat ini adalah pembangunan dan pembukaan akses jalan secara besar – besaran disekitar Desa Ujungharapan Bahaga, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Dalam setiap jalan yang dibangun beliau tidak pernah mengeluarkan biaya untuk pembebasan tanah warga, tetapi apabila itu merupakan instruksi dari “ Engkong Kiyai “, semua warga dengan sukarela dan ikhlas akan mewakafkan tanahnya seperti pelebaran Gang Perintis pada tahun 1980, beliau terjun langsung memimpin gotong – royong pengerjaannya

Dari sana terlihat bahwa KH Noer Alie bukan seorang tokoh bertipikal elitis atau selalu bersikap populis tapi benar – benar seorang pemimpin yang merakyat yang mau mengerjakan apa yang diucapkan di podium, beliau bukan pemimpin yang hanya bisa bicara dan main perintah saja atau pemimpin yang hanya duduk manis sambil baca Koran ketika berdebat tentang kesejahteraan rakyat merasa dirinya orang yang paling tahu, pada hal tidak tahu apa – apa.

Perjuangan Politik KH Noer Alie.
- Pada tanggal 19 April 1950 KH Noer Alie dipilih sebagai Ketua Masjumi Cabang Jatinegara wakil ketua
Dewan Pemerintahan Daerah Bekasi ( 1950 – 1956 )
- Bersama KH Rojiun, KH Noer Alie menggagas membentuk Lembaga Pendidikan Islam (LPI ) yang salah
satu programnya mendirikan Sekolah Rakyat Islam di Jakarta dan Jawa Barat
- Di Ujung Malang, KH Noer Alie kembali mengaktifkan pesantrennya dengan SRI sebagai lembaga
pendidikan pertama.
- Dalam empat tahun SRI sudah terbentuk di tujuh desa yaitu di Pulo Asem, Wates, Buni Bhakti, Pondok
Soga, Penggarutan, Gabus Pabrik dan Kali Abang Bungur dengan proses belajar mengajar yang sangat
sederhana dengan memanfaatkan rumah, langgar sampai bekas kandang kerbau yang sudah tidak
terpakai
- Pada tahun 1953 karena LPI sudah tidak aktif lagi, KH Noer Alie membentuk organisasi pendidikan
dengan nama Pembangunan Pemeliharaan Pertolongan Islam ( P3 ) yang dijadikan induk bagi SRI,
pesantren dan kegiatan sosial.
- Pada tahun 1954 KH Noer Alie memerintahkan KH Abdul Rahman mendirikan Pesantren Bahagia di
Bekasi ( sekarang Kodim Bekasi ) dengan santri pertamanya diambil dari para santri lulusan SRI
- Pada Tahun 1952 Nahdlatul Ulama di tingkat pusat keluar dari partai Masjumi dan KH Noer Alie besama
beberapa anak buahnya seperti KH Mahadi, Abdullah Syair dan Ya’kub Ahmad membentuk partai
Nahdlatul Ulama di Bekasi
- Pada tahun 1958 KH Noer Alie terpilih sebagai anggota Dewan Konstituante menggantikan Sjafruddin
Prawiranegara yang mengudurkan diri.
- Bersama para ulama dan Tentara Teritorium III, KH Noer Alie ikut membidani pembentukan Majelis
Ulama Jawa Barat.
- Pada tahun 1960 KH Noer Alie aktif menghadang gerakan PKI dan memberikan pandangan kepada
organisasi pelajar dan mahasiswa
- Pada tahun 1966 KH Noer Alie mengaktifkan Majelis Ulama Jawa Barat dengan dukungan Pangdam VI
Siliwangi HR Darsono dan kemudian Majelis Ulama Jawa Barat ini mengispirasi pemerintah pusat untuk
mendidkan Majelis Ulama Indonesia ( MUI )
- Pada Tahun 1972 KH Noer Alie bersama para pemimpin pondok pesantren diantranya KH Sholeh
Iskandar, KH Abdullah Syafi’ie, KH Khair Effendi, KH Tubagus Hasan Basri mendirikan Badan Kerjasama
Pondok Pesantren ( BKSPP ) Jawa Barat dan selanjutnya BKSPP Jawa Barat ini pada masa Presiden BJ
Habibie statusnya ditingkatkan menjadi BKSPP Indonesia
- KH Noer Alie termasuk salah seorang kiai yang bereaksi keras terhadap Rancangan Undang – Undang
Perkawinan ( RUUP ) yang tidak sesuai dengan syariat Islam sampai RUUP itu digagalkan
- Melalui BKSPP KH Noer Alie menentang pelarangan jilbab bagi pelajar muslim ( 1982 – 1983 ) dan
menyatakan ketidak setujuannnya terhadap Rancangan Undang – Undang No 8 tahun 1985 tentang
Organisasi Kemasyarakatan yang wajib mencantumkan Pancasila sebagai satu – satunya azas
- KH Noer Alie juga salah seorang kiai yang menuntut penghapusan Porkas Sepak Bola yang dinilainya
sebagai judi
- Diusia senjanya, KH Noer Alie bersama Bupati Bekasi Suko Martono mendirikan Yayasan Nurul Islam
yang salah satu programnya membangun gedung Islamic Centre Bekasi. Belia juga ikut mendirikan
Forum Ukhuwah Islamiyah ( FUI ) dan aktif di Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia ( DDII )

Masih adakah pemimpin zaman sekarang yang seperti beliau ...???!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar